Monday, August 28, 2006
Resensi Ferina Permatasari
Resensi oleh Ferina Permatasari http://ceritaceritaku.blogspot.com
Lost in Teleporter
Tria Barmawi
GPU, Desember 2005
312 Hal.
Pernah membayangkan gak, kalau Indonesia akan jadi negara yang super canggih? Gak akan ada lagi yang namanya KRL, tapi diganti Kereta Kecepatan Tinggi. Atau kalau mau lebih canggih dan lebih cepat lagi, silahkan menggunakan teleporter. Hanya dalam hitungan detik… bzzzz… kita bisa langsung sampai ke tempat tujuan. Tapi, kebayang juga gak, kalau si alat super canggih ini bisa bikin kita kehilangan hidung dalam arti yang sebenarnya. Bukan seperti kehilangan muka alias malu.. tapi benar-benar kehilangan hidung. Lho koq bisa?? Itu yang dialami Dewey ketika ber-teleport ke Bandung. Gara-gara tasnya ketinggalan, dia harus mengulang proses teleport yang membuat dia harus kehilangan hidung. Hidungnya sih ternyata gak benar-benar hilang, tapi tertukar sama hidung orang lain - yang celakanya gak rela kalau harus kembali ke hidungnya yang lama! Kita akan dibawa berjalan-jalan ke sebuah kantor tempat teleport diciptakan, perusahaan yang namanya NatioTrans. Demi menemukan hidungnya, Dewey mendatangi kantor NatioTrans, ‘menuntut’ agar hidungnya dikembalikan. Selain dipusingkan karena gara-gara pencarian hidung, Dewey juga dipusingkan dengan persiapan pernikahannya dengan Nilam. Apa kata orang melihat ‘hidung’nya yang baru? Bisa-bisa dikira operasi plastik. Ditambah lagi, salah satu pegawai NatioTrans, Meylana, tiba-tiba menarik hatinya.
Jadi, disamping kita diajak ‘terombang-ambing’ dengan perasaan Dewey, kita juga disuguhi cerita bagaimana proses awal teleporter itu. Akan banyak ditemui istilah-istilah yang ‘ajaib’. Tapi, jangan takut, ada penjelasan di footnote biar pembaca gak bingung.
Berlatar belakang Indonesia abad 22, ketika semuanya sudah serba canggih, novel ini adalah sebuah novel tentang cinta yang dibungkus dalam nuansa science fiction. Seolah ingin ‘menggaet’ dua tipe pembaca yang berbeda, satu yang suka science fiction, satu lagi yang suka cerita cinta-cintaan. Menyentuh, lucu, dan informatif juga. Silahkan berangan-angan… semoga kita bisa merasakan transportasi yang serba canggih dan nyaman itu suatu hari nanti… asal gak pakai ‘tukaran’ hidung atau yang lainnya… 06.01.30
Lost in Teleporter
Tria Barmawi
GPU, Desember 2005
312 Hal.
Pernah membayangkan gak, kalau Indonesia akan jadi negara yang super canggih? Gak akan ada lagi yang namanya KRL, tapi diganti Kereta Kecepatan Tinggi. Atau kalau mau lebih canggih dan lebih cepat lagi, silahkan menggunakan teleporter. Hanya dalam hitungan detik… bzzzz… kita bisa langsung sampai ke tempat tujuan. Tapi, kebayang juga gak, kalau si alat super canggih ini bisa bikin kita kehilangan hidung dalam arti yang sebenarnya. Bukan seperti kehilangan muka alias malu.. tapi benar-benar kehilangan hidung. Lho koq bisa?? Itu yang dialami Dewey ketika ber-teleport ke Bandung. Gara-gara tasnya ketinggalan, dia harus mengulang proses teleport yang membuat dia harus kehilangan hidung. Hidungnya sih ternyata gak benar-benar hilang, tapi tertukar sama hidung orang lain - yang celakanya gak rela kalau harus kembali ke hidungnya yang lama! Kita akan dibawa berjalan-jalan ke sebuah kantor tempat teleport diciptakan, perusahaan yang namanya NatioTrans. Demi menemukan hidungnya, Dewey mendatangi kantor NatioTrans, ‘menuntut’ agar hidungnya dikembalikan. Selain dipusingkan karena gara-gara pencarian hidung, Dewey juga dipusingkan dengan persiapan pernikahannya dengan Nilam. Apa kata orang melihat ‘hidung’nya yang baru? Bisa-bisa dikira operasi plastik. Ditambah lagi, salah satu pegawai NatioTrans, Meylana, tiba-tiba menarik hatinya.
Jadi, disamping kita diajak ‘terombang-ambing’ dengan perasaan Dewey, kita juga disuguhi cerita bagaimana proses awal teleporter itu. Akan banyak ditemui istilah-istilah yang ‘ajaib’. Tapi, jangan takut, ada penjelasan di footnote biar pembaca gak bingung.
Berlatar belakang Indonesia abad 22, ketika semuanya sudah serba canggih, novel ini adalah sebuah novel tentang cinta yang dibungkus dalam nuansa science fiction. Seolah ingin ‘menggaet’ dua tipe pembaca yang berbeda, satu yang suka science fiction, satu lagi yang suka cerita cinta-cintaan. Menyentuh, lucu, dan informatif juga. Silahkan berangan-angan… semoga kita bisa merasakan transportasi yang serba canggih dan nyaman itu suatu hari nanti… asal gak pakai ‘tukaran’ hidung atau yang lainnya… 06.01.30