Monday, August 28, 2006

 

Review Masniari

http://masniari.multiply.com/reviews/item/20

Lost in Teleporter memang menarik untuk di baca, sesuai dg judulnya, buku ini bercerita ttg kisah cinta abad ke 22, di mana sarana angkutan umum sudah benar 2 canggih, dg menggunakan teleporter yg hanya membutuhkan waktu beberapa detik aja untuk sampai ke tujuan..

Dan disinilah cerita bermula...

Dewey tidak pernah menyangka bahwa teleporter - alat transportasi abad ke-22 - yang begitu dipujanya membuatnya kehilangan hidung. Siapa sangka teknologi supercanggih itu masih memiliki bug, yang - sialnya - baru ketahuan ketika ia yang menggunakannya.

Tetapi Dewey jadi bingung. Mungkinkah kejadian ini suatu berkah? Pertama, dia tidak pernah menyukai bentuk hidungnya yang lama. Kedua, dia berkenalan dengan si cantik yang jenius dari NatioTrans, Meylana, yang berhasil membuat hatinya jungkir-balik.

Atau, malah merupakan bencana? Pertama, karena wajahnya jadi aneh setelah hidungnya berubah. Kedua, bukankah dia sudah bertunangan dan sedang menyiapkan pernikahannya dengan Nilam?

 

Diskusi di forum Kutukutubuku

http://bookclubs.kutukutubuku.com/viewtopic.php?p=309&sid=087c437fa1d397b2ae7c5bde9056dd2f

 

Resensi Ferina Permatasari

Resensi oleh Ferina Permatasari http://ceritaceritaku.blogspot.com

Lost in Teleporter
Tria Barmawi
GPU, Desember 2005
312 Hal.

Pernah membayangkan gak, kalau Indonesia akan jadi negara yang super canggih? Gak akan ada lagi yang namanya KRL, tapi diganti Kereta Kecepatan Tinggi. Atau kalau mau lebih canggih dan lebih cepat lagi, silahkan menggunakan teleporter. Hanya dalam hitungan detik… bzzzz… kita bisa langsung sampai ke tempat tujuan. Tapi, kebayang juga gak, kalau si alat super canggih ini bisa bikin kita kehilangan hidung dalam arti yang sebenarnya. Bukan seperti kehilangan muka alias malu.. tapi benar-benar kehilangan hidung. Lho koq bisa?? Itu yang dialami Dewey ketika ber-teleport ke Bandung. Gara-gara tasnya ketinggalan, dia harus mengulang proses teleport yang membuat dia harus kehilangan hidung. Hidungnya sih ternyata gak benar-benar hilang, tapi tertukar sama hidung orang lain - yang celakanya gak rela kalau harus kembali ke hidungnya yang lama! Kita akan dibawa berjalan-jalan ke sebuah kantor tempat teleport diciptakan, perusahaan yang namanya NatioTrans. Demi menemukan hidungnya, Dewey mendatangi kantor NatioTrans, ‘menuntut’ agar hidungnya dikembalikan. Selain dipusingkan karena gara-gara pencarian hidung, Dewey juga dipusingkan dengan persiapan pernikahannya dengan Nilam. Apa kata orang melihat ‘hidung’nya yang baru? Bisa-bisa dikira operasi plastik. Ditambah lagi, salah satu pegawai NatioTrans, Meylana, tiba-tiba menarik hatinya.
Jadi, disamping kita diajak ‘terombang-ambing’ dengan perasaan Dewey, kita juga disuguhi cerita bagaimana proses awal teleporter itu. Akan banyak ditemui istilah-istilah yang ‘ajaib’. Tapi, jangan takut, ada penjelasan di footnote biar pembaca gak bingung.

Berlatar belakang Indonesia abad 22, ketika semuanya sudah serba canggih, novel ini adalah sebuah novel tentang cinta yang dibungkus dalam nuansa science fiction. Seolah ingin ‘menggaet’ dua tipe pembaca yang berbeda, satu yang suka science fiction, satu lagi yang suka cerita cinta-cintaan. Menyentuh, lucu, dan informatif juga. Silahkan berangan-angan… semoga kita bisa merasakan transportasi yang serba canggih dan nyaman itu suatu hari nanti… asal gak pakai ‘tukaran’ hidung atau yang lainnya… 06.01.30

 

Review Cepi

1. Untuk ide, dan gaya penulisan, bagus banget, jenius deh J terus font-nya iya banget heuheuheu (gak tau kenapa, langsung teringat iya banget kalo liat font nya). Researchnya juga bagus, well done lah pokoknya mah. Untuk content, novel ini berhasil menciptakan differensiasi dari novel2 lainnya (teenlit/chicklit/novel indonesia jaman sekarang ini), dan sedikit mengingatkan gue pada type2 novel Dan Brown (well, ada yang ber IT ria, ttg IT Security, Deception Point). Untuk orang non IT, gue ga tau nih bisa dong gak sama ide nya si Iya, tapi buat gue yang tau dikit tentang IT, ide2nya dapat dimengerti.

2. Tapi untuk love story nya.. gue ga sukaaaaa……. Mungkin gue memang typical tidak suka love story kecuali love story nya agak2 ‘beda’. Buat gue, love story nya terlalu biasa, plus dari karakter tokoh2nya semakin memantapkan pendapat gue kalo cowo biasanya memilih cewe karena tampang & body, sedang cewe lebih memilih karena hati hihihi.. yang menjelaskan kenapa banyak banget cewe cakep tapi cowonya jelek (sarkastis banget seh). Ehhh tapi novelnya ketebelaaaannn.. :D kali gue sedang sedikit capek belakangan ini, jadi kalo baca pengennya yang cepet tamat (plus emang lagi banyak bacaan juga yang belum tamat), dan sepertinya capek juga gue baca sampe akhir hehehe..

Anyway, congratz buat lu Ya, novelnya bagus, cara penulisannya juga bagus, ide2nya dapat tercurahkan dg baik (komentator banget sih gue). Ditunggu gebrakan selanjutnya.

 

Review Dewi

Dewi @http://blog.360.yahoo.com/blog-2dMs1Wg1c6OGNeZv6LnMr77Rhg--?p=22

Komentar tentang novel LiT:

  • Romantis
  • Dominasi sifat/karakter yang jail Image
  • Penjelasan tentang berbagai hal berbau IT membumi
  • Solusi yang ditawarkan cerdas (untuk menghadapi berbagai kendala)
  • Ada yang menarik yaitu setiap orang punya pasangan, dan akan langgeng jika kedua pasangan tersebut dapat menjadi diri sendiri di depan pasangannya Image

Novel LiT ditulis oleh temanku, lulus cumlaude, kerja di perusahaan asing, punya jabatan lumayan, married, punya anak, berhenti kerja demi anak dan keluarga, pindah profesi sebagai penulis dan berhasil menerbitkannya. Image


 

Review Uta

Siska Utari @http://siskautari.blogspot.com/2006_01_01_siskautari_archive.html

Lost in Teleporter

Buat yang blom pernah baca buku ini...buku ini bersetting masa depan gituh..dimana alat transportasi bukan lagi hanya yang tradisional beroda seperti jaman sekarang, tetapi sudah yang sangat - sangat modern dengan teleporter..Apakah teleporter itu? Hehe..makanya, baca bukunya ..Teleporter itu sebuah alat transportasi yang memungkinkan seseorang atau sesuatu berpindah tempat dengan kecepatan kilat gitu deh...
Nah, ceritanya teh..ada seseorang bernama Dewey yang berteleport ria trus tiba2 nyampe di tujuannya mukanya berubah...or tepatnya, hidungnya berubah...Waks!!!! Tentu saja dia bete karenanya (ya iya lah...siapa yang enggak? kecuali kalo hidung barunya membuatnya jadi tambah ganteng, alih2 malah jadi tambah aneh ) Trus, dia mendatangilah perusahaan jasa teleportasi itu untuk komplain tentang perubahan idung yang dia alami..yang ternyata diakibatkan oleh adanya 'bug' dalam perangkat lunak si teleporter itu...Nah, di situ Dewey ketemu seorang wanita cantik yang membantunya dalam usaha pencarian sang hidung sejati...yang kemudian membawanya ke dalam pencarian yang lain - lain selain idung...Apakah itu? Huehehehe...makanya...beli trus baca sendiri Ha...

Sekarang reviewnya....(sesuai janji sama Iya, review ini saya buat dengan obyektif...sejujur-jujurnya):

Menurut saya buku ini cukup seru...Asyik juga ngebacanya, walopun awal2nya rada2 bored, tapi lama2 saya terpukau dengan kejutan - kejutan yang dibikin Iya di dalemnya.Tapi, secara bukunya futuristik & IT banget, kayanya akan lebih seru kalo bukunya bahasa Inggris kali ya...jadi istilah2 IT-nya nggak perlu terdengar (atau terbaca) aneh karena musti diterjemahin ke bahasa Indonesia...Saya lebih familiar ama software daripada perangkat lunak...atau wormhole daripada lubang cacing Hmm, tapi kayanya Iya (atau editornya) agak2 kurang teliti juga...istilah2 IT diterjemahin ke bahasa tapi smartphone tetep disebut smartphone...apa karena lebih lazim? Tapi kan software juga lebih enak didenger daripada perangkat lunak, at least di telinga orang awam seperti sayah
Secara konsep ceritanya seru...bikin terperangah, cuman entah kenapa saya agak2 nggak suka ama karakter Nilam, ceweknya Dewey...kayanya aneh aja gitu..kesannya cewek yang 'baek-baek', alim, lemah lembut dsb tapi dia gampang banget berpindah ke lain hati cuma karena mimpi...kontradiktif banget gitu lho....Tapi mungkin itu kali ya yang bikin ceritanya jadi menarik...ujung2nya jadi un'tebak'able gitu...alias gak gampang ditebak...Trus, satu lagi yang terasa kurang sreg...kenapa disebutnya "kehilangan hidung?" Pada awal2 baca, kehilangan hidung" saya tafsirkan sebagai kehilangan hidung...maksudnya mukanya jadi noseless gitu...tapi pas tau kalo masih ada idungnya (walopun berubah) saya jadi mikir...pasti idung ketuker neh sama seseorang....dan ternyata emang bener! Tapi kenapa perlu waktu lama bagi para 'ilmuwan' di TeleportResearch untuk menemukan kemungkinan tersebut? Dan juga menemukan kemungkinan bahwa bisa jadi ada orang lain yang ber-teleport di waktu yang sama dengan Dewey dan akhirnya idung mereka ketuker...Secara tahun 2101 gitu lhoh..mustinya kan mereka lebih 'canggih' cara mikirnya daripada jaman sekarang...jadi mustinya juga, dalam waktu kurang dari sehari problem fixed..wong kemungkinan itu aja dengan cepet kepikir ama saya kok, begitu tahu kalo ada possibility bug dalam program teleporting...hehe sorry 'Ya!
Ada juga detil yang lucu2 dalam novel itu yang kayanya seru kalo terimplementasikan (selain teknologi teleporting sendiri) seperti henpun yang sekecil giwang atau bros..(hmmm, gimana makenya ya?) heuheuheu
Oya, sama satu lagi...Foodteleport (eh...bener gak sih istilahnya? lupa saya...abis novelnya ketinggalan di rumah sih )..duh..I wish deh ada gadget seperti itu dirumah saya nantinya...kan enak banget tuh...gak perlu telepon buat pesan antar....hehehe
Generally, saya enjoy baca novelnya Iya...banyakan serunya daripada 'aneh'nya...dan kalopun emang ada yang 'aneh' ya wajar..karena settingannya kan future gitu...jadi blom ada yang punya referensi yang paling pasti tentang idealnya sebuah masa depan..Semua tergantung khayalan tiap individu masing2...Khayalannya Iya sudah pasti nggak sama dengan khayalan saya...Saya cuma mentok nyampe mobil terbang kaya di komik2, Iya udah nyampe teleport ...Yang jelas, selamat deh buat Iya...novelnya menghibur banget...bikin terkaget - kaget...Ohya, kalo saya nggak 'kenal' siapa Iya, atau seandainya Iya pake nama T. Barmawi, pasti saya akan berpikir kalo yang ngarang novel ini cowok..abis gaya bahasanya, gaya penuturannya...macho banget..cowok banget...jelas2 bukan chicklit banget deh...bagus..bagus...(dengan gaya Pak Tino Sidin )

 

Review Iwok

Iwok di http://iwok.tk

Bagaimana rasanya kalo cerita futuristik dicampur dengan roman percintaan? yang jelas tidak seaneh kalo jeruk dan keju dicampur jadi juice. tapi bayangkan menu minuman 'Krakatau' yang ada di list menu Sindangreret Gasibu Bandung. ada manis segarnya buah mangga, asemnya jeruk nipis, dan pedasnya cabe (highly recommended buat yg ke Sindangreret). Semua dicampur aduk jadi satu dan dihidangkan dengan manis. Awalnya agak-agak aneh dengan istilah2 teknologi, apalagi dengan bumbu2 alat2 modern yang belom jelas bentuknya seperti apa (in real life). dengan setting di tahun 2101, semua terasa masih 'gelap'. Tapi gara-gara sebuah hidung, semua terkuak satu per satu. alat-alat berteknologi tinggi dijelaskan secara gamblang. kalo ngga ngerti juga? jangan ambil pusing, biarkan saja istilah2 itu dan fokuskan ke jalan ceritanya saja. dengan latar belakang pendidikan teknik informatika, V3a dengan enaknya meracik teknologi dengan unsur romans (atau kebalik?). hasilnya terasa nikmat. Ide seseorang yang kehilangan hidung sungguh2 orisinil, meski awalnya agak nyeleneh. toh ramuannya terasa sedap sampai akhir. Novel yang cerdas dan mengajak kita sedikit berfantasi ke masa depan. Endingnya pun dijamin akan sangat melegakan bagi semua orang. buruan beli! dijamin ngga nyesel.

 

Review Risna

Risna di http://blog.compactbyte.com/?p=228


Hari ini gue menerima buku novel dari Dewi,seorang teman semasa kuliah yang pagi tadi menghubungi hp gue. “Halo Ris, sms gue keterima ga?”, “sms yang mana?” gue agak bingung karena merasa tidak menerima sms darinya beberapa hari ini. “Itu yang ngasih tau novel Iya ada di Dewi, udah dari hari Rabu loh, heran juga sih kenapa kamu ga bales-bales”. What!! novel yang gue tunggu-tunggu karena ditulis oleh Tria Barmawi yang dulunya lebih akrab dipanggil Iya, seorang teman semasa kuliah juga. “Wah..gitu ya, ya udah deh, ntar gue mampir ke kantor lu, dibawa kan hari ini?”. “Ada kok, ya udah ntar ditunggu yah.”
Dan…singkat cerita, karena satu dan lain hal, rencana mengambil novel sore jadi siang itu juga. Sampai di rumah, selesai mengisi perut, sambil baring-baring gue mulai membuka halaman demi halaman novel itu. Lost in Teleporter, sebuah kisah cinta dari abad ke-22.

Kesan pertama
Cover, umm..kira-kira ini gambar apa yah? bingung…liat ke belakang, umm…still not idea. Kok ga ada gambar mesin teleportnya ya? padahal kan pengen tau apakah mesinnya seperti mesin pemindah yang digambarkan di film-film, dengan sinar berbentuk tabung dan jam terpasang di tangan bisa dipindahkan kapan saja kita meminta ke Markas, atau… hmm… ini cerita cinta, bukan cerita sekelompok superhero dengan bantuan mesin jet untuk terbang dan teleport dan bukan juga cerita sejenis star trek ataupun starwars, bukan…

Awal ceritanya
Aha, jadi ceritanya berlangsung di mulai di Bulan Juni 2101 di kota Jakarta. Gambaran yang disajikan tentang Jakarta to be bolehlah, walaupun gue bukan orang yang ahli dalam membayangkan sesuatu secara detail, tapi sepertinya akan menyenangkan.
Stasiun Gambir masih ada, bedanya kereta apinya bukan lagi memakai kereta api seperti sekarang tapi memakai KKT (Kereta Kecepatan Tinggi), kita bisa hidup di Bandung untuk kerja di Jakarta, karena ke Jakarta cuma butuh waktu setengah jam!!
Sayangnya, sepertinya diprediksikan Jakarta tetap macet (just like these days I guess?) padahal segala jenis alat transportasi sudah disediakan, kenapa prasarananya kira-kira belum memadai juga yah? gue ga tau ini salah prediksinya pengarang, atau dia punya alasan lain? Gue ga tau juga sih, negara-negara yang transportasinya saat ini sudah maju masihkah mengalami kemacetan atau…mungkin juga kemajuan teknologi transportasinya sudah didukung juga dengan kemajuan sarana transportasi?

Sisi Teknologinya
Di Novel ini gue menemukan deskripsi Teleport secara fisik dan teknis, sebagai orang yang dari duluuuu selalu mengidam-idamkan teknologi ini diimplementasikan, gue cukup banyak dapat input tentang alat ini. Entah itu sekedar imajinasi si Iya, atau dia melakukan cukup banyak riset tentang cara kerjanya, menurut gue cukup masuk akal sih. Kayaknya kalau sampai teleport bisa memindahkan manusia secara cepat (dan ga ngebug) pasti gue termasuk yang ngantri buat mencoba walaupun tentunya mahal. Katanyakan waktu adalah uang, ya jelas aja dong kalau bisa pindah tempat kemanapun dalam hitungan detik kita membeli waktu (pemandangan bisa kapan saja deh). Jadi wondering, udah ada beneran ga yah teleport ini? Tapi pertanyaannya sama : gimana memindahkan hal-hal dari mahkluk hidup yang tidak terlihat? belum lagi kalau ketuker kayak cerita dalam Novel ini. Beuh…amit..
Oh ya satu lagi yang menarik disini adalah imajinasi tentang telepon yang punya fitur video dan dalam bentuk assesories wanita!! wah, ga perlu nenteng tas gede-gede lagi nih kalau bawa handphone

Dunia lain (Supernatural)
Bukan…ini bukan cerita hantu, tapi deskripsi tentang projeksi astral. Terus terang gue bukan orang yang begitu tertarik dengan pemisahan jiwa dari raga secara sadar ini. Gue juga bukan orang yang hobi dengan topik aura, meditasi dan sebagainya, walaupun pernah tertarik yoga (yang bukan bagian meditasinya). Tapi di buku ini hal itu dideskripsikan dengan jelas dan menarik. Cukup untuk menambah informasi yang sebelumnya tidak gue ketahui . Dunia maya yang nyata, bertemu dengan orang-orang lain dalam mimpi, bisa sering janji ketemu, sudah seperti chatting di internet saja yah

Kisah Cinta nya
Umm..gue suka proses yang terjadi untuk setiap tokohnya dan gue suka jalan cerita menuju endingnya. Pria dengan sifat yang mudah tergoda, keras kepala, wanita dengan sifat jinak-jinak merpati tapi penuh misteri . Jujur, gue sempat tertipu dengan jalan ceritanya, tapi, setiap kali ada perubahan dalam kehidupan cinta tokohnya, gue kok ya mendukung aja ya? gue suka sampai pada ending cerita cintanya. Cukup logis, ga pake derai tangis dan air mata. Mungkin karena tokoh utama cerita ini menceritakan sudut pandang seorang pria, jadi ga pake acara curhat ataupun nangis bombay ala wanita (salut…MENGINGAT pengarangnya wanita). Kisah cinta biar terjadi di abad berapapun masih akan tetap sama, tidak selalu berjalan mulus semulusjalan tol. Mungkin saja ada yang fondasinya ga kuat seperti tol cipularang yang amblas belum juga berumur setahun. Gue suka dengan cowok yang mau berjuang demi cinta dan ketika ditolak menerima dengan lapang dada dan berprinsip cinta tak harus memiliki dan kalau jodoh tak lari kemana. Gue suka cowok yang ga memaksakan orang lain yang sudah punya pilihan untuk mencintainya. Gue suka wanita yang punya pandangan konservatif dalam beberapa hal mengenai pacaran. Gue juga suka wanita yang mandiri, smart dan menjadi bos dari para pria tanpa affair, dan walaupun gue ga suka dengan orang yang tidak setia, tetep…gue suka dengan akhir dari cerita cintanya. (Ga bisa gue ceritain, ntar jadi spoiler)
Anyway…ternyata Iya bisa juga yah menuliskan adegan “kissing” seperti yang bisa dibaca di novel cinta lainnya, tapi tetap menjaga novelnya tidak jadi vulgar

Akhirnya :Ga terasa 2,5 jam berlalu, novelnya udah selesai dibaca. Wah…cannot put it down heh? Gue baru ngeh setelah selesai membaca bukunya, memandangi lagi covernya, ternyata yang berusaha digambarkan adalah sebuah PDA atau mungkin smart-phone si Dewey. Setidaknya mirip dengan PDA lah.

Overall gue suka, ceritanya menarik dan informatif. Nah tapi seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak, ada beberapa hal yang agak mengganjal yang mungkin bisa jadi input buat Iya, antara lain
- alasan Dewey buat naik Teleport kurang masuk akal, kalau demi sebuah rapat perkawinan mengorbankan setengah bulan gaji, kayaknya ga masuk akal, biayanya masih lebih dibutuhkan untuk pesta kali yah daripada rapat perkawinan
- footnote kurang banyak, misalnya penjelasan sesenang si miskin Charlie yang mendapat tiket emas masuk pabrik Willy Wonka, cerita itu cerita lama untuk tahun sekarnag, memang belum lama ini difilmkan ulang (tahun 2005), masih akan diingatkah tahun 2101? dan gue ga tau kira-kira kalau yang membaca novel blum tau cerita itu, mereka akan bisa atau tidak merasakan tingkat senangnya seperti apa. Terus contoh lain untuk istilah asing yang sudah di italic, kalau sudah umum sih memang ga perlu footnote, tapi untuk hal yang belum lazim mungkin masih perlu misalnya tentang smart-home. Terus terang gue ga kebayang smart-home yang saat itu sudah tren seperti apa.
- pemeriksaan latar belakang seseorang berdasarkan catatan guru BP semasa SMP dan SMA? kalimat ini buat gue sih masih diterima karena waktu gue sekolah namanya masih SMP dan SMA, tapi…sekarang aja udah tuker jadi SMP dan SMU, terus..guru BP itu juga perlu footnote kayaknya
- cara pencarian pemilik hidung yang juga tertukar. Kalau semua log nya bisa di akses dan dalam proses teleport dari awal sampai selesai semua data fisik manusia tercatat, kenapa dari sekian banyak orang harus di cek manual? bukankah data bisa berbicara? oh ya terus kalau inisialisasinya sudah benar, final statenya kan disimpan, seharusnya sebelum proses transmisi komplit, di cek juga apakah final state sudah sama dengan inisial state (aduh ini review buku atau kuliah algoritma sih?)
- ummm..terus…gue ga tau persis tokohnya umurnya berapa-an. Mungkin kelewat ya? tapi rasanya ga ada yang menjelaskan mereka kira-kira umur berapa-an. Padahal kalau kartun Jepang aja ada sampai shio segala (walaupun ga penting )

udah kayaknya gitu aja dulu, lebih banyak plusnya kok daripada minusnya. Semoga bisa berguna untuk menghasilkan novel fiksi yang tetap informatif yah Ya! Gue suka membaca novel yang memberi informasi tambahan, jadi membaca fiksi ga sekedar membaca roman cinta doang, tapi dapat tambahan ilmu lah. Kalau harus membaca buku fisika kan berat tuh buat tau tentang teleport . Ditunggu karya berikutnya.

 

BLURBS

BLURBS

Akhirnya muncul juga jenis novel Science-Fiction dalam bungkus pop.
Ditulis orang IT yang mengerti sekali bidangnya termasuk 'bug' pada alat
transporter yang membuat hidung orang tertukar-dan memicu cerita jadi
menarik dan bikin penasaran. Membaca novel jenis langka ini membuat kita
diajak bertualang antara roman dan teknologi tinggi yang pastinya sangat
diharapkan pengguna transportasi yang 'desperate' dengan kemacetan
lalulintas!
Jamal, penulis novel Louisiana Louisiana , Rakkaustarina & Fetussaga.

"Tria Barmawi bikin gue speechless...
Novel ini benar-benar BEDA! different in a good way, of course. Ngga kerasa
dari awal halaman sampe terakhir, lho kok udah selesai baca lagi?

Baca novel ini, imajinasi bisa berkembang liar. Seru banget! kocak banget!
dan bikin gue bersyukur dengan hidung sendiri... kebayang kalo sampe ilang
di teleport :-p

This novel is highly recommended. A MUST READ!"
Ninit Yunita, penulis Kok Putusin Gue & Test Pack

Enak dibaca dengan gaya bahasa khas Tria: ‘nakal!'. Hidung koq bisa hilang! Memang ini jaman edan! Tapi dibalik kenakalan Tria, pembaca masih bisa menemukan nilai-nilai yang tersembunyi dibalik cerita si Dewey. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur…

Anung Pungkowo, SAP ABAP Consultant, partner hidup penulis

Novel dengan setting futuristik! Benar-benar unik.Tria berhasil menyegarkan genre metropop dengan nuansa sci-fi, membuat buku ini layak untuk dinikmati dan dijadikan koleksi yang berharga!

Primadonna Angela, penulis Quarter Life Fear

"Penulis melakukan hal yang sangat tak lazim dilakukan oleh penulis lain:
bercerita tentang percintaan dengan latar belakang fiksi ilmiah futuristik.
Terlebih lagi cerita ini kental dengan momen-momen spesifik Indonesia yang
tidak kita jumpai pada cerita fiksi ilmiah pada umumnya.

Penikmat fiksi ilmiah akan menyukai cara penulis memaparkan imajinasinya
tentang penerapan teknologi jauh di masa yang akan datang secara deskriptif.
Tidak terlihat adanya keraguan untuk menggunakan jargon-jargon sains dan
teknologi secara lugas.

Sedangkan penggemar cerita cinta tanpa latar belakang sains tidak perlu kuatir
karena penulis menyertakan keterangan setiap kali bertemu dengan jargon sains
dan teknologi yang tidak lazim kita dengar."

Priyadi, pelaku IT, blogger, http://priyadi.net

Ide dari cerita yang menarik dan fresh menjadikan novel ini asyik untuk dibaca. Bahasa serta istilah2 dalam novel ini cerdas tapi juga membumi. Pengennya sih bener-bener ada tuh alat transportasi canggih seperti ada dalam novel ini :p.

Echie, SAP BASIS consultant


 

Tentang Lost in Teleporter




Sebuah hidung yang hilang..

……………………….

“ Gaya dan suara lu emang Dewey banget. Tapi… ya ampun, kalo lu beneran Dewey kakak gue, mendingan lu ngaca dulu!” kata Rea, membuat Dewey terperanjat.

“Ngapain ngaca? Gue udah rapi kok. Jangan bercanda lu, Re.”

“Siapa yang bercanda! Hayo... ke mobil gue, liat di spion!” Rea menarik tangan Dewey ke mobil mininya.

……………………………………

“Aaaaaaaarggh!! Idung gue!!” teriak Dewey. “Bukan, ini bukan idung gue. Idung siapa ini yang nempel di muka gue?!!”



Sebuah alat transportasi super canggih yang memiliki bug …

…………………….

“Ternyata…” teriak Meylana. Yang lain mendekat penuh rasa ingin tahu. “…hidungmu bukan hilang, Dew! Tapi tertukar… . it makes everything easier!”

……………………

“Gila! Kalian gila!” Dewey menggeleng-gelengkan kepalanya. “Aku sungguh tak menyangka bahwa cara kerja teleportasi seperti ini. Tahu begini aku tak akan pernah mencoba!“

…………………………….



Dua pilihan yang sama berat..

“..kalo gue mikirin Nilam, ada perasaan sejuk muncul di hati gue, adem, tenang. Tapi kalo gue mikirin Mey, badan gue langsung panas-dingin. I'm fully passionate , man ! Badan and hati gue nggak sejalan.”

“Wow… itu kondisi yang sangat berbahaya!”

……………………..

Kisah sederhana tentang keterbatasan teknologi, keterbatasan pemikiran manusia dan dilema cinta antara seorang pria super santai, seorang wanita cantik jenius, seorang wanita lembut yang spiritualis dan seorang pria temperamental.

This page is powered by Blogger. Isn't yours?